ATTENTION!

DO NOT COPY without permission and full credit please

Tuesday, September 3, 2013

Sinopsis Itazura Na Kiss [1996] Episode 2 (Part 1)

Posted by Unknown at 12:13 AM
ITAZURA NA KISS EP 2 (PART 1)

“I like the kind of people who exprerience difficulty while trying hard... because they can achieve even greater things. “-Nietzsche

-The race of love and tears-
-Perlombaan cinta dan air mata-


Kotoko dikerubuti teman-temannya yang meminta penjelasan, juga Naoki yang dicerca pertanyaan oleh Reiko.
“apa yang sedang terjadi? Katakan padaku yang sebenarnya. jangan pernah menyembunyikannya dariku” Kata Reiko yang kesal... Naoki...” ia menarik tangan Naoki.
Naoki berbalik dan dengan juteknya mengatakan “ it’s none of your business.”
“yes, it is. Kita...”
Belum selesai Reiko berbicara, Naoki menyela “kalau aku bilang itu bukan urusanmu ya bukan urusanmu.” Lalu pergi meninggalkan Reiko yang terus mengejarnya.
Sementara itu Kotoko yang terus dikerubuti kebingungan menghadapi mereka. Dia tersudut dan mencoba menjelaskan.
“errr... sebenarnya... TIDAK TERJADI APA-APA!!” teriaknya lalu berlari menerobos kerumunan itu. Sampai-sampai kepalanya kejedot Kin-chan. Haha
Kotoko berjalan sambil terus menunduk. Dibelakangnya perlintasan kereta api. Saat kereta melewat, ternyata kin-chan dan kawan-kawan membuntutinya. Tapi Kotoko tidak menyadarinya, padahal mereka bisa ketahuan dengan cepat karena membuntutinya tidak jauh tepat dibelakang Kotoko. ckckckck
Mereka terkejut saat melihat Naoki berjalan searah dengan Kotoko.
“Jangan bilang padaku mereka merencanakan ini sebelumnya...” kata Jinko
“apa? Bajingan itu...!” Kin-chan emosi melihatnya dan hendak menghampiri Kotoko tapi teman-temannya menahannya dan menutup mulutnya.
Naoki terus berjalan mendahului Kotoko tanpa mengacuhkannya. Kotoko mengejarnya.
“Irie-kun...”
“Jangan bicara padaku diluar.” Seru Naoki tanpa melirik sedikitpun
“Maaf. Tapi sejujurnya, aku tidak tahu apa yang terjadi.” Jelas Kotoko.
Naoki hanya melirik tajam kearah Kotoko dan  memutar bola matanya sambil terus berjalan. Kotoko terdiam diperlakukan seperti itu. Mereka berdua masuk kedalam rumah.
Kin-chan dkk melihat Naoki dan Kotoko masuk kedalam rumah yang sama. Salah satu teman Kin-chan yang berambut pendek melihat kearah papan Nama bertuliskan “Irie”, Kin-chan yang mengetahuinya langsung geram dan berteriak sebelum akhirnya teman-temannya menahannya.
“eh? Ini rumah keluarga Irie?“
“Mereka berdua satu kamar? Aahhh....” terka Jinko sambil tidak sadar memeluk temannya. Semuanya menunjukkan ekspresi terkejut yang lucu.
Didalam rumah, Mama Irie menyambut kedatangan Kotoko. Mama menanyakan bagaimana jimat keberuntungan yang ia berikan pada Kotoko. Kotoko mengatakan Jimatnya bekerja dengan baik, dan hendak menunjukkannya pada Mama tapi ternyata jimat yang digantungkan di tas-nya itu hilang. Mama mengatakan tak usah khawatir karena dia memiliki banyak foto-foto itu. Kotoko terkejut,bahkan Naoki yang sedang menaiki tangga pun berhenti dan melihat kebawah, penasaran.
Mama menunjukkan semua foto-foto Naoki dan Kotoko saat belajar bersama bahkan saat Kotoko dan Naoki tertidur bersama. Kotoko sampai membelalakkan mata melihatnya, “kapan dia mengambil semua ini?” gumamnya.
“kemampuanku tidak terlalu buruk kan?” kata Mama puas
“Don’t cross the line.” Tiba-tiba Naoki merebut semua fotonya.
“aku akan menjaganya.” Tambah Naoki
“apa maksudnya akan menjaganya? Omong kosong! Kalau kau menginginkannya, tinggal bilang saja” kata mama menggoda Naoki. Kotoko ikut mengangguk senang.
“berhenti mengejek” kata Naoki lalu naik ke lantai atas.
“Onii-chan berseri-seri.. aku bisa tau! “ seru mama senang.
Yuuki yang dari tadi duduk  menghampiri Kotoko, “aku merasa malu dengan orang bodoh sepertimu berada dirumahku!” seru Yuuki.
“apa masalahmu?” kata Kotoko
“Apa yang kau katakan?” seru mama
“Hanya orang bodoh yang akan mengajak temannya untung datang berkunjung.” Tambah Yuuki lagi membuat Kotoko dan Mama tak mengerti. Yuuki lalu menunjuk kearah jendela,“lihat disana!”
Kin-chan dan kawan-kawan ada disana, pipi mereka menempel di jendela. Benar-benar terlihta bodoh. Hahaha Kotoko dan Mama sontak berteriak kaget.
Mereka semua lalu duduk diruang tamu. Kotoko menyuguhkan minuman. Kin-chan bertanya pada Kotoko bagaimana keadaannya karena harus tinggal sendirian dengan Naoki. Kotoko mengatakan bahwa ia baik-baik saja.
Mama datang membawa minuman lagi, “bukankah ini hebat, Kotoko-chan? Ada banyak orang dirumah”
“kalau saja Onii-chan mengajak teman-temannya berkunjung kerumah...” tambah mama senang.
“hanya pengekor seperti siswa kelas F yang akan mengajak teman-temannya di waktu seperti ini... orang bodoh suka dengan teman yang bodoh.” Kata Yuuki dengan dinginnya. Mama mengingatkan Yuuki dan meminta maaf. Lalu mengajak Yuuki pergi.
“siapa dia...” tanya Jinko sepeninggal mama dan Yuuki
“itu adiknya Irie-kun, Yuuki-kun.” Kata Kotoko menjelaskan
“untuk seukuran anak kecil dia benar-benar menjengkelkan.” Kata Jinko lagi, tangannya memeras bajunya. Dia benar-benar terlihat jengkel. Kin-chan yang duduk disampingnya mengangguk-angguk sependapat.
“benar sekali! Dia seperti mengikuti jejak kakak-nya!” kata Kin-chan.
“Kotoko, apa kau benar ingin tinggal disini...?” Kin-chan menambahkan.
“apakah ini kesempatan? Kalian kan tinggal satu atap. Kalian bisa melakukan apapun yang kalian inginkan!” kata Jinko gemas.
“Kotoko, dengarkan aku. Jika dia mencoba mem-bully mu, katakan padaku dan aku akan menyelamatkanmu.” Kata Kin-chan serius. Kotoko yang mendengarkannya melihat kearah Jinko dan Kin-chan bergantian, melongo.
“whatever. Irie-kun tidak akan pernah melakukan hal seperti itu!”
“dia adalah seorang pria dan suatu hari dia akan menjadi seekor serigala!” Kin-chan menyanggah Kotoko.
“Orang bodoh benar-benar berpikir berbeda...” Naoki tiba-tiba muncul. Kin-chan emosi mendengarnya, ia berdiri dan mengatakan untuk berhenti menyebutnya bodoh. Teman-temannya menahan Kin-chan.
“itu benar. Kalian semua benar-benar bodoh” Yuuki muncul dibelakang kakaknya, membuat Kin-chan semakin kesal.
“meskipun jika Kotoko adalah wanita terakhir yang hidup di bumi, Onii-chan tidak akan pernah jatuh cinta padanya, jadi jangan takut.” Kata Yuuki lagi. Kotoko yang mendengar penjelasan Yuuki terlihat kecewa. Yuuki mendekati Kotoko lalu berkata,
 “Kotoko, kau bisa pindah kapanpun kau mau. Tetap tinggal disini hanya akan menimbulkan banyak masalah.” Lalu pergi mengikuti kakaknya. Perkataan Yuuki sontak membuat Kin-chan tambah kesal. Naoki hanya melirik sekilas kearah Kin-chan dan mengacuhkannya. Yuuki bahkan lebih menjengkelkan dibandingkan Naoki. Yuuki ini bersikap keterlaluan ya.
Malam harinya, Ayah tiba dirumah. Dia menutup pintu perlahan dan berjalan berjinjit. Ayah berhenti saat melihat Kotoko yang duduk sendirian di sofa, menunduk termenung. Ayah lalu berjalan menghampiri Kotoko dan mengagetkannya. Kotoko terperanjat kaget.
“Ayah mengagetkanku!” . Ayah tertawa
“kau kenapa, Kotoko? tak bisa tidur?”
“sepertinya.... Ayah, berapa lama lagi  kita akan tinggal disini?” Kotoko memulai percakapan. Ayah tidak mengerti yang dimaksud Kotoko.
“apakah ini bagus selalu merepotkan mereka?
Ayah terlihat berpikir. Lalu ayah menebak kalau ia mengerti Kotoko tidak betah tinggal dirumah Naoki.
“benar sekali. Menginginkanmu untuk tinggal bersama seseorang se-usiamu yang sangat pintar pasti sangatlah sulit”
“Ayah juga sudah mencari rumah, tapi Ayah masih belum menemukan satupun yang cocok. Bukan maksud mengingatkan betapa baiknya Ma-chan, bukankah dia juga cocok  denganmu?” Kotoko mengangguk.
“pindah rumah akan sangat sulit untuk dibahas nanti, tapi saat Ayah menemukan rumahnya, Ayah akan mengatakan padanya.”
“meskipun Ayah menyesal kau harus melewati semua ini, Ayah tetap merasa bahagia. Ayah tidak percaya bisa tinggal bersama dengan sahabat sejak sekolah dulu. Bukankah ini kesempatan langka dan sangat berharga yang bisa terjadi dalam kehidupan?”
Kali ini Kotoko bersuara mengiyakan. Dia bersikap seolah bahagia mendengar cerita Ayahnya.
“yup! Aku akan menganggap kesempatan ini seperti harta karun berharga! Atau haruskah aku mengatakan ‘pengalaman’?”
“Irie-kun... bukan. Aku akan berusaha sebaik mungkin untuk merasa cocok dengan semua anggota keluarga.” Kata Kotoko menjelaskan dengan semangat.
Esoknya disekolah.
“Cepat Kotoko, lihat ini!” teriak seseorang dan menariknya berlari kearah kerumunan siswa di depan bulletin board.
Mata Kotoko membelalak dan mulutnya terbuka lebar membentuk huruf O melihat sebuah poster yang dipajang di bulletin board, gambar laki-laki dan perempuan tidur bersama dibawahnya bertuliskan ‘sepasang kekasih tinggal bersama!!!’ simbol hati dimana-dimana. Sontak hal ini membuat Kotoko kaget dan berteriak. Ekspresinya super lucu.
Kotoko tampak lebih kaget lagi saat di menengok kesampingnya dan melihat ada Naoki yang melihat poster itu, tetap dengan ekspresi datarnya yang khas Naoki. Kotoko berteriak dan membuat Naoki melirik sinis kearahnya lalu pergi. Dibelakang Naoki, Reiko Matsumoto ikut memberikan tatapan tajam lalu memalingkan wajahnya dan pergi mengikuti Naoki. Meninggalkan Kotoko yang langsung dikerumuni siswa yang penasaran dan melemparkan banyak pertanyaan pada Kotoko, “dia pergi. Bagaimana bisa dia hanya pergi begitu saja”. poor Kotoko, hahahah.
Kotoko berlari di koridor sekolah, menaiki tangga dan mengejar Naoki. Ia berteriak memanggil Naoki yang tidak mengacuhkannya. Bukannya Naoki yang menengok, malah Reiko yang langsung mengatakan Kotoko adalah orang yang mengerikan. “Naoki hanya ingin kau membiarkannya sendiri”. Kotoko mencoba menjelaskan, tapi Naoki  menengok dan memotong perkataan Kotoko.
“jadi kau yang melakukan ini? “
“kau salah! Aku juga tidak tahu apapun!” kata Kotoko mencoba menjelaskan.
“aku tidak mendengarkan perkataan orang bodoh.”
“dengarkan dulu! Aku...”
“cukup.” Naoki menyela dan langsung melangkah pergi.
Kotoko mengejar Naoki  dan mencoba menghentikannya, “ percayalah padaku, aku mengatakan kebenarannya. Aku tidak ada kaitannya dengan ini semua!”
“itu cukup. Aku tidak pernah mempercayai orang sepertimu dari awal.”
Tiba-tiba Kin-chan datang dan memukul Naoki hingga jatuh tersungkur. Teman-temannya datang dan menahan Kin-chan, “jika kau berani mem-bully Kotoko lagi, aku akan menunjukkannya padamu!”
Naoki bangkit dan mengelap sudut bibirnya yang berdarah.
“Just the behaviour i would expect from an class F student”.
“apa kau bilang!” Kin-chan tambah geram.
“kau sangat tertarik dengan affair gadis itu, bukan?” tambah Naoki, membuat kin-chan melayangkan pukulannya lagi namun Naoki berhasil menghindar dan mendorong Kin-chan.
Keributan itu mengundang kerumunan siswa lagi. Naoki dengan gaya cool-nya meninggalkan Kin-chan yang masih emosi dan tidak mempedulikannya, diikuti Reiko dibelakangnya.
Di ruang guru.
Wali kelas F duduk berhadapan dengan kepala sekolah. Di sekitar mereka berdiri beberapa orang guru termasuk wali kelas A yang sedang berbicara.
Wali kelas A: “aku sudah mengira kelas F akan ada dibalik aksi kekerasan di sekolah suatu hari nanti!”
Wali kelas F : “kekerasan disekolah terdengar terlalu di lebih-lebihkan. Well, anda tahu. Kejadian ini muncul karena para siswa terlalu akrab satu sama lain. Siswa kelas F cinta damai!”
Wali Kelas A :  “Apakah itu berarti anda mengizinkan kekerasan terjadi dilingkungan sekolah?”
Kepala sekolah mencoba melerai keduanya yang beradu argumentasi tapi malah didorong menyingkir.
Wali kelas A : “ kualitas murid mencerminkan seperti apa guru mereka!”
Wali kelas F : “apa yang anda maksud?!”
Adu argumentasi semakin sengit. Kepala sekolah tidak bisa menghentikan kedua musuh bebuyutan ini.
Wali kelas A : “Kembali pada topik utama, hal ini muncul karena murid kelas F Aihara Kotoko, benar kan?”
Wali kelas F : “Bagaimana bisa hal itu berkaitan dengan semua ini?”
Kepala Sekolah mencoba melerai lagi, tapi tidak berhasil.
Wali kelas A : “saya tidak tahu bagaimana orangtuanya mendidiknya... benar-benar membingungkan pikiran. Seperti yang mereka katakan, like father-like daughter...”
Entah bagaimana akhirnya adu mulut kedua wali kelas itu, scene langsung beralih ke rumah keluarga Irie.
Ayah Aihara dan Mama Irie berjalan berdampingan. Keduanya bersin-bersin. Ayah kemudian memulai pembicaraan,“Ma-chan... Kotoko dan Aku sedang mencari sebuah rumah...”
Tiba-tiba Mama memotong penjelasan Ayah, “look, jika Naoki dan Kotoko menikah, kita akan menjadi keluarga dan bisa tinggal bersama selamanya! Dua keluarga bisa tinggal dibawah satu atap!”
“bukankah itu terlalu dini untuk...” belum selesai ayah menjelaskan, mama memotong lagi.
“aku tak tahu. Tapi jika dua orang jatuh cinta dan tinggal bersama satu atap, lalu...” mama mulai membayangkan, ayah memotong perkataan mama.
“ma-chan, terkadang aku tidak mengerti apa yang sedang kau pikirkan.” Kata ayah menatap mama. Mama hanya menjawab dengan “ok,ok”. Ayah mengangguk, “ok?” sambil jarinya membentuk isyarat ok, melongo tidak mengerti. Mama tertawa senang, sementara Ayah terus memandangi jarinya sambil berjalan keluar.  Imajinasi mama kan tinggi banget, hahaha
Dikelas F, Kotoko sedang duduk melamun. Ia tersadar saat Satomi memanggil namanya. Satomi datang bersama Jinko, duduk didepan Kotoko. “maafkan aku. Ini semua salah kami” kata Jinko
Kotoko masih terdiam memandang kedua sahabatnya itu. Satomi melanjutkan, “kami akan pergi meminta maaf pada Irie-kun sekarang juga!” lalu bangkit berdiri. Tapi Kotoko menarik lengan Satomi,
“lupakan tentang itu”.
“tapi...”
“itu tidak akan berhasil. Irie-kun membenciku dari awal.”
“Kotoko...”
“tidak apa-apa. Jangan khawatirkan tentang itu.” Kata Kotoko mencoba se-ceria mungkin.
Kotoko masih saja melamun dibangkunya, Kin-chan yang duduk disampingnya memperhatikan Kotoko.
Sensei berdiri didepan menyampaikan pengumuman dengan gayanya yang lucu. “waktunya telah tiba bagi kalian untuk menunjukkan kekuatan kalian yang sebenarnya!”. Seluruh kelas riuh menanyakan apa maksud sensei.
“lari estafet lintas kota” kata sensei, tangannya bergaya seperti akan mengeluarkan jurus tertentu di film-film aksi seperti ultraman gitu. Haha
“so old fashioned,” teriak beberapa siswa
“ini akan menjadi kompetisi lari estafet pertama sekolah dan kita kelas 3 F akan merebut hadiah pertama!” seru sensei bersemangat. Sementara siswa-siswa riuh ada yang merasa tertarik dan tidak tertarik sama sekali. Ada yang menggaruk kepalanya, mengucek matanya, menopang dagunya, Kotoko termasuk yang tidak memperhatikan. Kin-chan menoleh kearah Kotoko, prihatin?
Kin-chan kemudian berdiri dan berteriak, “melawan kelas A? Untuk apa?”. Kin-chan berjalan kedepan menghampiri sensei, “serahkan semuanya padaku! Aku pasti membuat kelas A menggigit debu!”
“itulah semangat, Nakamura Kinnosuke! Gunakan antusiasme kau ini dalam perlombaan lari estafet nanti!”
“run like this,” lalu sensei dan Kin-chan mempraktekkan lari ditempat, sontak siswa yang duduk didepan menyingkirkan meja-nya. “faster..faster...”, kata sensei. Hahaha
Kotoko dan Satomi memandang aneh keduanya.
Kin-chan berlari kedalam kelas menghampiri Kotoko.
“Kotoko ayo berlari di pertandingan bersamaku! “ seru Kin-chan
“aku tidak bisa bilang kalau aku tertarik.” Jawab Kotoko
“sebenarnya, Kotoko berlari selamban kura-kura.” Tambah Satomi
“tapi aku ingin menolongmu Kotoko, meskipun harus mencoba 100 kali”.
“that’s nice, Kin-chan!” kata Satomi sambil berlalu
“sayangnya, tak ada orang yang tergerak oleh pidatomu.” Ejek Jinko.
“Gomene, Kin-chan” kata Kotoko sambil menyusul teman-temannya meninggalkan Kin-chan.
“kita akan bersama-sama mengalahkan Irie!” seru kin-chan, meraih bahu Kotoko dan membalikan tubuhnya. Seketika Kotoko diam terpaku, “irie-kun?”
“aku tidak akan kalah darinya!”
“aku sangat ingin melihat Irie-kun berlari” keluh Kotoko.
“ide yang hebat!” seru Mama. Mereka sedang makan malam bersama dirumah.
“tidakkah kau setuju Onii-chan? Cara hebat untuk bertemu yang lainnya.” Kata mama lagi.
“aku sangat ingin melihat irie-kun berlari,” kata Kotoko manja. Tapi Naoki melirik sinis Kotoko, membuat Kotoko takut.
Mama mulai berimajinasi, “ aku bisa membayangkan kau dan onii-chan saling mengulurkan tangan”. Menurut mama itu terlihat cute.
Yuuki ikut berkomentar, “mama, mereka tidak bisa saling membantu jika mereka berasal dari kelas yang berbeda.” Komentar Yuuki mematahkan imajinasi Mama.
“jadi, itu berarti onii-chan dan Kotoko-chan akan menjadi saingan? Wah, jadi aku harus mendukung yang mana?” mama tertawa senang.
“aku tidak ikut. Gochisosama (terima kasih atas makanannya),” kata Naoki, lalu beranjak pergi.
Kotoko segera bangkit dan mengejar Naoki. “Irie-kun, maaf untuk hari ini. Kin-chan kelewat batas, tapi dia sebenarnya orang yang baik, hanya saja...” belum selesai kotoko bicara, Naoki memotongnya dan hendak menutup pintu kamarnya.
“aku tak peduli orang seperti apa dia”
“tunggu, dengarkan aku dulu.” Seru Kotoko menahan pintu.
“kita berdua harus berusaha sebaik mungkin untuk perlombaan. Meskipun kau harus melawan kelas F. Kin-chan hanya bersikap menjengkelkan. Jadi, akankah kau ikut berpartisipasi dalam pertandingan?” Kotoko setengah memohon pada Naoki.
“berpartisipasi dalam perlombaan hanya membuang waktu. Aku tidak ingin terganggu dengan hal itu lagi.”
Naoki membalikkan badan membelakangi kotoko.
“aku tidak mengerti mengapa kau tidak akan bergabung dalam pertandingan.”
“kau sangat aneh, Irie-kun.”
“belajar dan berolahraga sepertinya satu-satunya yang bisa kau lakukan dalam hidup. Kau pikir segala sesuatu dalam hidup sudah seharusnya menyenangkan? Lalu kau bisa menyerah?”
Naoki terdiam mendengar yang dikatakan Kotoko, ia berpikir. Matanya berkaca-kaca. Sepertinya apa yang dikatakan Kotoko mengenai hatinya. Kotoko berbicara tanpa berhenti.
“baiklah, kau bisa melakukan apapun semau-mu. Jangan ikut berpartisipasi. Tapi aku akan melakukan yang terbaik. Kelas F sudah pasti akan menang! Jangan menyesal saat kau kalah dari kami!” lalu Kotoko keluar kamar dan membanting pintu kamar Naoki.

Naoki menoleh kearah Kotoko pergi, terdiam.
Kotoko masuk ke kamarnya. Dia terduduk lemas, mulutnya terbuka lebar “apa yang baru saja aku lakukan? Mengapa aku membuka mulut besarku?”. Ternyata Kotoko menyesali apa yang dikatakannya tadi pada Naoki. Tapi menurutku itu keren. Hahaha
Disekolah, Kin-chan tengkurap diatas meja dikelas. Dua orang pengikutnya sedang memijat tubuh Kin-chan. Kotoko datang berpakaian training olahraga (eh, bener gak?). Kotoko berlari-lari kecil sambil berseru pada Kin-chan, “ayo Kin-chan. Cepat, cepat!”. Kotoko berlari-lari dalam kelas, “ayo, ayo, ayo mulai latihan!!” wah Kotoko ternyata serius dengan omongannya pada Naoki, ia sangat bersemangat mengikuti pertandingan.
Satomi dan Jinko datang dibelakang Kotoko.
“apa yang sedang kau lakukan?” tanya Satomi.
“bahkan seekor kura-kura lebih bertenaga dibandingkan kau!” seru Jinko. Yang dimaksud Jinko adalah Kotoko.
Kin-chan bangkit lalu berkata, “Kotoko akhirnya mengerti maksudku dan berkeinginan untuk bergabung dalam pertandingan ini!” ia merasa senang.
Kotoko berlari-lari kecil di koridor, didepannya Naoki melewat. Kotoko tersandung dan akhirnya jatuh tersungkur! Dengan posisi konyol pula. Hahaha.....
Bukannya membantu Kotoko bangun, Naoki malah meledeknnya “kau bahkan terlihat bodoh saat berlari.” Lalu meninggalkan Kotoko yang masih terbaring dilantai.
Kotoko segera bangun, ia berteriak pada Naoki “apa maksudnya itu, kami pasti memenangkan pertandingannya!!!” dengan gaya konyol ala Kotoko
[backsound theme song, speed diputar] Kotoko sedang berlatih berlari sendirian, ia sudah tampak kepayahan. “pagi, gadis kecil!” sapa seorang kakek tua yang diikuti seorang ibu-ibu, mereka mendahului Kotoko. Kotoko melongo melihatnya.
Kotoko juga berlatih di lapangan sekolah, ia berusaha keras. Dari kejauhan Naoki memperhatikan Kotoko.
Kotoko tiba dirumah selesai berlari pagi. Ia hendak membuka tali sepatunya, ia tidak memperhatikan ada Naoki didepannya, memegang handuk. Kotoko kaget.
Kotoko : “aku suka perasaan ‘bangun dan berlari pagi-pagi’ it! Belum pernah melihatmu berlari pagi.”
Naoki : “itu hanya membuang-buang usaha dalam posisimu”
Kotoko : “tidak, itu tidak benar. Karena selama aku berusaha, itu tidak akan menjadi sia-sia. Meskipun itu hanya untuk kompetisi kecil, meski aku akan kalah akhirnya, setidaknya aku akan tetap memiliki kenangan yang indah. Aku suka berusaha dan melakukan yang terbaik”
Naoki hanya diam menunduk dan  mendengarkan Kotoko.
Kotoko : “aku...ingat saat kau menolongku untuk mendapatkan ‘top 100’ dalam ujian itu. Tapi dibandingkan dengan berada dalam daftaran itu, kehadiranmu saat aku belajar membuatku lebih senang.” Kotoko menjelaskan sambil tersenyum sendiri membayangkannya.
Tiba-tiba Noki melempar handuk ke wajah Kotoko. Kotoko kaget lalu tersenyum senang. Naoki tersenyum namun tanpa diduga Naoki mengatakan, “Kau Bau”. Senyum Kotoko berubah dengan ekspresi kaget!

Dia lalu mencium badannya sendiri, sampai kakinya dia angkat dan mencium kaus kakinya, didepan Naoki pula! Hahaha . “oh aku pikir aku memang sedikit bau. Maaf tentang itu...” masih sambil mencium seluruh badannya. Mama mengintip  tingkah mereka.
Naoki masuk kedalam, mama menghampiri Kotoko.
Mama : “Onii-chan hanya merasa sedikit malu.”
Kotoko : “benarkah?”
Mama : “Ya! Dia sebenarnya ingin mengatakan, ‘kau akan kena demam’.“
Kotoko: “apa kau serius?” Kotoko merasa senang mendengarnya.
Mama : “Kau beruntung! Jatuh cinta mengingatkanku hari-hari indah di masa lalu.”
Mama lalu pergi. Kotoko memandang handuk yang diberikan Naoki tadi dan membelainya. “jika saja itu benar... aah... ini wangi Irie-kun”

Kotoko berlatih lari lagi, ia sudah tampak lelah. Dari dalam rumah terdengar memanggil Kotoko, itu Papa Irie yang diikuti mama. Kotoko berhenti.
Kotoko : “Oji-san (paman), apa yang anda lakukan memakai baju itu?”. Kotoko melihat aneh Papa yang memakai baju training.
Papa Irie: “saat aku masih pelajar, aku adalah pelari pertama jalurku dan tim lapangan. Mulai besok dan seterusnya aku akan menjadi pelatihmu!” Kotoko melongo, bibirnya membentuk O mendengar papa.
Kotoko : “tapi, bukankah anda sibuk dengan pekerjaan?”
Mama Irie : “tidak apa-apa, dia selalu ingin menjadi seorang pelatih. Onii-chan (Naoki) tidak pernah bangun pagi dan melakukannya. Kotoko-chan, biarkan kami membantumu!”
Kotoko : “baiklah. jika anda memaksa...”
Papa Irie : “berlarilah sekali lagi dan biarkan aku melihat teknik-mu.”
Mereka lalu berlari bersama, mama irie melihatnya dengan tersenyum dan berteriak “faito..faito!” (fight)
Kotoko berlari diatas treadmill. Mama irie, Papa Irie ikut berlari disamping Kotoko, ayah dibelakang Kotoko, dan memberi tips pada Kotoko. mereka semua bersemangat. Naoki dan Yuuki duduk di meja makan sebelahnya, memandang mereka dengan aneh.
Papa Irie : “Kotoko-chan, masalahmu terletak pada keseimbangan dalam postur tubuhmu. Lenganmu harus diselipkan seperti ini (tangannya seperti sayap bebek, tau kan maksudnya).”
Ayah : “Kotoko, jangan terlau banyak dinaik turunkan (tangan)! Jaga kecepatan yang moderat.”
Mama Irie : “Hati-hati!! Terutama dalam menarik napas. Hah hah huuh hah hah huuh.... ya menghirup napas!” –Kotoko bener-bener terlihat konyol, hahah-
Setelah cukup melihat tingkah Kotoko dan keluarganya, Yuuki angkat bicara. “Kuman Kotoko sedang menyusup kedalam rumah”
Mama,Papa,Ayah dan Kotoko masih terus berlari sambil berlatih bernapas, hahah huhh hahah huhh... Naoki hanya memandang aneh. Gak habis pikir kali ya ngeliat mereka. Hahah
Di sekolah Kin-chan dkk juga berlatih berlari di lapangan, mereka sudah terlihat kelelahan. Kotoko mengejar mereka, menyemangatinya “jangan berlari terlalu lamban, hurry up! Hurry up!”
Diatas bangku penonton diam-diam Naoki memperhatikan Kotoko berlatih lagi. Pandangannya penuh makna. Sepertinya ia mulai menyukai Kotoko. aciyeee heheh
Kin-chan dkk berlari di koridor bersama Kotoko. “Kotoko, kau banyak peningkatan! Kura-kura sudah lulus! [menandakan Kotoko tidak lagi lamban].”
Kotoko bangga mendengar pujian Kin-chan. Saat berbalik badan, ia melihat Naok berjalan. Kotoko tertohok.
“caranya berjalan sangatlah mempesona, benarkan?” kata Kotoko pada Kin-chan dkk.
“Ah...Irie-kun! Jika kau memanggilku Imori Yuuko dari Tonan High School aku tidak akan merasa keberatan!” sambil jingkrak-jingkrak kesenengan. Kin-chan dkk ikut jingkrak-jingkrak.
“itu Amori Yuuko [atlit terkenal]” Naoki mengoreksi, Kotoko berdehem menyadari ia salah.
“hadiahnya pasti diambil kami!
“I think so, too” kata Naoki, bernada mengejek. Ia melangkah namun dihentikan Kotoko yang menarik tangannya.
“Tunggu Irie-kun, aku punya sesuatu yang ingin dikatakan padamu.”
“ada apa Kotoko?!” Kin-chan menyela
“Kin-chan, ini tidak ada hubungannya denganmu. Kembali saja duluan. Ok? Kau kemari sebentar.” Kotoko menarik Naoki masuk kedalam kelas dan menutup pintunya. Kin-chan dkk hanya bisa melihat dari kaca pintu.
Naoki : “kau basah dengan keringat!”
Kotoko : “tidakkah kamu memulai berlatih? Jika kelas A tidak mengikutsertakan kamu, kemenangan kami tidak akan berarti apa-apa.”
Naoki : “Kau membicarakan tentang ini lagi?”
Kotoko : “Ah ya.. kenapa kita tidak bertaruh? Kita lihat kelas mana yang akan menang jika kau ikut berlomba, ok?” Naoki hanya mengangguk.
Kotoko : “T-tunggu sebentar, jangan dulu pergi. Orang yang kalah harus menuruti satu permintaan dari pemenang.”
Kotoko : “kau takut kan? Karena kau tidak akan menang! Sayang sekali! Kau bahkan membuatku berpikir banyak hal.”
Kotoko : “aku tidak pernah berpikir orang jenius memiliki sedikit kepercayaan diri...”
Naoki : “aku setuju dengan taruhanmu”
Kotoko : “what? Really?? YATTAAAAA!!! “
Naoki : “Aku ingin kau pergi.” Kotoko kaget mendengarnya.
Naoki : “Jika kelas A menang, kau akan keluar dari rumah. Taruhan dimulai. Lakukan yang terbaik, Amori-chan.” Naoki bahkan mengejek kotoko lagi dengan Amori-chan nya,,, Kotoko yang penuh semangat seketika melongo mendengar Naoki. poor kotoko.
“apa  yang harus kulakukan! OH! MY ! GOD!”

Bersambung ke Part-2 
By: Widia

Komentar : Naoki benar-benar tau cara menghilangkan mood seseorang. Buktinya kotoko yang bersemangat bisa langsung lesu hanya dengan mendengar satu kalimat dari Naoki. Hahaha
Tapi diam-diam Naoki memberi perhatian pada Kotoko, dari mulai memberikan handuk sampai diam-diam memperhatikan Kotoko saat berlatih, meskipun masih saja menunjukkan sikap dinginnya.
Si konyol Kotoko ternyata juga bisa ya bicara dewasa, sampai membuat Naoki termenung gitu. hahaha
lihat deh ekspresi khas kotoko.. wkwkwk


0 comments:

 

Widia's Diary Template by Ipietoon Blogger Template | Gift Idea