ITAZURA NA KISS EP 2
(PART 1)
“I like the kind of
people who exprerience difficulty while trying hard... because they can achieve
even greater things. “-Nietzsche
-The race of love and tears-
-Perlombaan cinta dan air mata-
Kotoko dikerubuti teman-temannya yang meminta penjelasan,
juga Naoki yang dicerca pertanyaan oleh Reiko.
“apa
yang sedang terjadi? Katakan padaku yang sebenarnya. jangan pernah
menyembunyikannya dariku” Kata Reiko yang kesal... Naoki...” ia menarik tangan
Naoki.
Naoki
berbalik dan dengan juteknya mengatakan “ it’s none of your business.”
“yes,
it is. Kita...”
Belum
selesai Reiko berbicara, Naoki menyela “kalau aku bilang itu bukan urusanmu ya
bukan urusanmu.” Lalu pergi meninggalkan Reiko yang terus mengejarnya.
Sementara
itu Kotoko yang terus dikerubuti kebingungan menghadapi mereka. Dia tersudut
dan mencoba menjelaskan.
“errr...
sebenarnya... TIDAK TERJADI APA-APA!!” teriaknya lalu berlari menerobos
kerumunan itu. Sampai-sampai kepalanya kejedot Kin-chan. Haha
Kotoko
berjalan sambil terus menunduk. Dibelakangnya perlintasan kereta api. Saat
kereta melewat, ternyata kin-chan dan kawan-kawan membuntutinya. Tapi Kotoko
tidak menyadarinya, padahal mereka bisa ketahuan dengan cepat karena membuntutinya
tidak jauh tepat dibelakang Kotoko. ckckckck
Mereka
terkejut saat melihat Naoki berjalan searah dengan Kotoko.
“Jangan
bilang padaku mereka merencanakan ini sebelumnya...” kata Jinko
“apa?
Bajingan itu...!” Kin-chan emosi melihatnya dan hendak menghampiri Kotoko tapi
teman-temannya menahannya dan menutup mulutnya.
Naoki
terus berjalan mendahului Kotoko tanpa mengacuhkannya. Kotoko mengejarnya.
“Irie-kun...”
“Jangan
bicara padaku diluar.” Seru Naoki tanpa melirik sedikitpun
“Maaf.
Tapi sejujurnya, aku tidak tahu apa yang terjadi.” Jelas Kotoko.
Naoki
hanya melirik tajam kearah Kotoko dan
memutar bola matanya sambil terus berjalan. Kotoko terdiam diperlakukan
seperti itu. Mereka berdua masuk kedalam rumah.
Kin-chan
dkk melihat Naoki dan Kotoko masuk kedalam rumah yang sama. Salah satu teman
Kin-chan yang berambut pendek melihat kearah papan Nama bertuliskan “Irie”,
Kin-chan yang mengetahuinya langsung geram dan berteriak sebelum akhirnya
teman-temannya menahannya.
“eh?
Ini rumah keluarga Irie?“
“Mereka
berdua satu kamar? Aahhh....” terka Jinko sambil tidak sadar memeluk temannya.
Semuanya menunjukkan ekspresi terkejut yang lucu.
Didalam
rumah, Mama Irie menyambut kedatangan Kotoko. Mama menanyakan bagaimana jimat
keberuntungan yang ia berikan pada Kotoko. Kotoko mengatakan Jimatnya bekerja
dengan baik, dan hendak menunjukkannya pada Mama tapi ternyata jimat yang
digantungkan di tas-nya itu hilang. Mama mengatakan tak usah khawatir karena
dia memiliki banyak foto-foto itu. Kotoko terkejut,bahkan Naoki yang sedang
menaiki tangga pun berhenti dan melihat kebawah, penasaran.
Mama
menunjukkan semua foto-foto Naoki dan Kotoko saat belajar bersama bahkan saat
Kotoko dan Naoki tertidur bersama. Kotoko sampai membelalakkan mata melihatnya,
“kapan dia mengambil semua ini?” gumamnya.
“kemampuanku
tidak terlalu buruk kan?” kata Mama puas
“Don’t
cross the line.” Tiba-tiba Naoki merebut semua fotonya.
“aku
akan menjaganya.” Tambah Naoki
“apa
maksudnya akan menjaganya? Omong kosong! Kalau kau menginginkannya, tinggal bilang
saja” kata mama menggoda Naoki. Kotoko ikut mengangguk senang.
“berhenti
mengejek” kata Naoki lalu naik ke lantai atas.
Yuuki
yang dari tadi duduk menghampiri Kotoko,
“aku merasa malu dengan orang bodoh sepertimu berada dirumahku!” seru Yuuki.
“apa
masalahmu?” kata Kotoko
“Apa
yang kau katakan?” seru mama
“Hanya
orang bodoh yang akan mengajak temannya untung datang berkunjung.” Tambah Yuuki
lagi membuat Kotoko dan Mama tak mengerti. Yuuki lalu menunjuk kearah
jendela,“lihat disana!”
Kin-chan
dan kawan-kawan ada disana, pipi mereka menempel di jendela. Benar-benar
terlihta bodoh. Hahaha Kotoko dan Mama sontak berteriak kaget.
Mereka
semua lalu duduk diruang tamu. Kotoko menyuguhkan minuman. Kin-chan bertanya
pada Kotoko bagaimana keadaannya karena harus tinggal sendirian dengan Naoki.
Kotoko mengatakan bahwa ia baik-baik saja.
Mama
datang membawa minuman lagi, “bukankah ini hebat, Kotoko-chan? Ada banyak orang
dirumah”
“kalau
saja Onii-chan mengajak teman-temannya berkunjung kerumah...” tambah mama
senang.
“hanya
pengekor seperti siswa kelas F yang akan mengajak teman-temannya di waktu
seperti ini... orang bodoh suka dengan teman yang bodoh.” Kata Yuuki dengan
dinginnya. Mama mengingatkan Yuuki dan meminta maaf. Lalu mengajak Yuuki pergi.
“siapa
dia...” tanya Jinko sepeninggal mama dan Yuuki
“itu
adiknya Irie-kun, Yuuki-kun.” Kata Kotoko menjelaskan
“untuk
seukuran anak kecil dia benar-benar menjengkelkan.” Kata Jinko lagi, tangannya memeras
bajunya. Dia benar-benar terlihat jengkel. Kin-chan yang duduk disampingnya
mengangguk-angguk sependapat.
“benar
sekali! Dia seperti mengikuti jejak kakak-nya!” kata Kin-chan.
“Kotoko,
apa kau benar ingin tinggal disini...?” Kin-chan menambahkan.
“apakah
ini kesempatan? Kalian kan tinggal satu atap. Kalian bisa melakukan apapun yang
kalian inginkan!” kata Jinko gemas.
“Kotoko,
dengarkan aku. Jika dia mencoba mem-bully mu, katakan padaku dan aku akan
menyelamatkanmu.” Kata Kin-chan serius. Kotoko yang mendengarkannya melihat
kearah Jinko dan Kin-chan bergantian, melongo.
“whatever.
Irie-kun tidak akan pernah melakukan hal seperti itu!”
“dia
adalah seorang pria dan suatu hari dia akan menjadi seekor serigala!” Kin-chan
menyanggah Kotoko.
“Orang
bodoh benar-benar berpikir berbeda...” Naoki tiba-tiba muncul. Kin-chan emosi
mendengarnya, ia berdiri dan mengatakan untuk berhenti menyebutnya bodoh.
Teman-temannya menahan Kin-chan.
“itu
benar. Kalian semua benar-benar bodoh” Yuuki muncul dibelakang kakaknya,
membuat Kin-chan semakin kesal.
“meskipun
jika Kotoko adalah wanita terakhir yang hidup di bumi, Onii-chan tidak akan
pernah jatuh cinta padanya, jadi jangan takut.” Kata Yuuki lagi. Kotoko yang
mendengar penjelasan Yuuki terlihat kecewa. Yuuki mendekati Kotoko lalu
berkata,
“Kotoko, kau bisa pindah kapanpun kau mau.
Tetap tinggal disini hanya akan menimbulkan banyak masalah.” Lalu pergi
mengikuti kakaknya. Perkataan Yuuki sontak membuat Kin-chan tambah kesal. Naoki
hanya melirik sekilas kearah Kin-chan dan mengacuhkannya. Yuuki bahkan lebih
menjengkelkan dibandingkan Naoki. Yuuki ini bersikap keterlaluan ya.
Malam
harinya, Ayah tiba dirumah. Dia menutup pintu perlahan dan berjalan berjinjit.
Ayah berhenti saat melihat Kotoko yang duduk sendirian di sofa, menunduk
termenung. Ayah lalu berjalan menghampiri Kotoko dan mengagetkannya. Kotoko
terperanjat kaget.
“Ayah
mengagetkanku!” . Ayah tertawa
“kau
kenapa, Kotoko? tak bisa tidur?”
“sepertinya....
Ayah, berapa lama lagi kita akan tinggal
disini?” Kotoko memulai percakapan. Ayah tidak mengerti yang dimaksud Kotoko.
“apakah
ini bagus selalu merepotkan mereka?
Ayah
terlihat berpikir. Lalu ayah menebak kalau ia mengerti Kotoko tidak betah
tinggal dirumah Naoki.
“benar
sekali. Menginginkanmu untuk tinggal bersama seseorang se-usiamu yang sangat
pintar pasti sangatlah sulit”
“Ayah
juga sudah mencari rumah, tapi Ayah masih belum menemukan satupun yang cocok.
Bukan maksud mengingatkan betapa baiknya Ma-chan, bukankah dia juga cocok denganmu?” Kotoko mengangguk.
“pindah
rumah akan sangat sulit untuk dibahas nanti, tapi saat Ayah menemukan rumahnya,
Ayah akan mengatakan padanya.”
“meskipun
Ayah menyesal kau harus melewati semua ini, Ayah tetap merasa bahagia. Ayah
tidak percaya bisa tinggal bersama dengan sahabat sejak sekolah dulu. Bukankah
ini kesempatan langka dan sangat berharga yang bisa terjadi dalam kehidupan?”
Kali
ini Kotoko bersuara mengiyakan. Dia bersikap seolah bahagia mendengar cerita
Ayahnya.
“yup!
Aku akan menganggap kesempatan ini seperti harta karun berharga! Atau haruskah
aku mengatakan ‘pengalaman’?”
“Irie-kun...
bukan. Aku akan berusaha sebaik mungkin untuk merasa cocok dengan semua anggota
keluarga.” Kata Kotoko menjelaskan dengan semangat.
Esoknya
disekolah.
“Cepat
Kotoko, lihat ini!” teriak seseorang dan menariknya berlari kearah kerumunan
siswa di depan bulletin board.
Mata
Kotoko membelalak dan mulutnya terbuka lebar membentuk huruf O melihat sebuah
poster yang dipajang di bulletin board, gambar laki-laki dan perempuan tidur
bersama dibawahnya bertuliskan ‘sepasang kekasih tinggal bersama!!!’ simbol
hati dimana-dimana. Sontak hal ini membuat Kotoko kaget dan berteriak.
Ekspresinya super lucu.
Kotoko tampak lebih kaget lagi saat di menengok kesampingnya dan melihat ada Naoki yang melihat poster itu, tetap dengan ekspresi datarnya yang khas Naoki. Kotoko berteriak dan membuat Naoki melirik sinis kearahnya lalu pergi. Dibelakang Naoki, Reiko Matsumoto ikut memberikan tatapan tajam lalu memalingkan wajahnya dan pergi mengikuti Naoki. Meninggalkan Kotoko yang langsung dikerumuni siswa yang penasaran dan melemparkan banyak pertanyaan pada Kotoko, “dia pergi. Bagaimana bisa dia hanya pergi begitu saja”. poor Kotoko, hahahah.
Kotoko tampak lebih kaget lagi saat di menengok kesampingnya dan melihat ada Naoki yang melihat poster itu, tetap dengan ekspresi datarnya yang khas Naoki. Kotoko berteriak dan membuat Naoki melirik sinis kearahnya lalu pergi. Dibelakang Naoki, Reiko Matsumoto ikut memberikan tatapan tajam lalu memalingkan wajahnya dan pergi mengikuti Naoki. Meninggalkan Kotoko yang langsung dikerumuni siswa yang penasaran dan melemparkan banyak pertanyaan pada Kotoko, “dia pergi. Bagaimana bisa dia hanya pergi begitu saja”. poor Kotoko, hahahah.
Kotoko
berlari di koridor sekolah, menaiki tangga dan mengejar Naoki. Ia berteriak
memanggil Naoki yang tidak mengacuhkannya. Bukannya Naoki yang menengok, malah
Reiko yang langsung mengatakan Kotoko adalah orang yang mengerikan. “Naoki
hanya ingin kau membiarkannya sendiri”. Kotoko mencoba menjelaskan, tapi Naoki menengok dan memotong perkataan Kotoko.
“jadi
kau yang melakukan ini? “
“kau
salah! Aku juga tidak tahu apapun!” kata Kotoko mencoba menjelaskan.
“aku
tidak mendengarkan perkataan orang bodoh.”
“dengarkan
dulu! Aku...”
“cukup.”
Naoki menyela dan langsung melangkah pergi.
Kotoko
mengejar Naoki dan mencoba
menghentikannya, “ percayalah padaku, aku mengatakan kebenarannya. Aku tidak
ada kaitannya dengan ini semua!”
Tiba-tiba
Kin-chan datang dan memukul Naoki hingga jatuh tersungkur. Teman-temannya
datang dan menahan Kin-chan, “jika kau berani mem-bully Kotoko lagi, aku akan
menunjukkannya padamu!”
Naoki
bangkit dan mengelap sudut bibirnya yang berdarah.
“Just
the behaviour i would expect from an class F student”.
“apa
kau bilang!” Kin-chan tambah geram.
“kau
sangat tertarik dengan affair gadis itu, bukan?” tambah Naoki, membuat kin-chan
melayangkan pukulannya lagi namun Naoki berhasil menghindar dan mendorong
Kin-chan.
Keributan
itu mengundang kerumunan siswa lagi. Naoki dengan gaya cool-nya meninggalkan
Kin-chan yang masih emosi dan tidak mempedulikannya, diikuti Reiko
dibelakangnya.
Di
ruang guru.
Wali
kelas F duduk berhadapan dengan kepala sekolah. Di sekitar mereka berdiri
beberapa orang guru termasuk wali kelas A yang sedang berbicara.
Wali
kelas A: “aku sudah mengira kelas F akan ada dibalik aksi kekerasan di sekolah
suatu hari nanti!”
Wali
kelas F : “kekerasan disekolah terdengar terlalu di lebih-lebihkan. Well, anda
tahu. Kejadian ini muncul karena para siswa terlalu akrab satu sama lain. Siswa
kelas F cinta damai!”
Wali
Kelas A : “Apakah itu berarti anda
mengizinkan kekerasan terjadi dilingkungan sekolah?”
Kepala
sekolah mencoba melerai keduanya yang beradu argumentasi tapi malah didorong
menyingkir.
Wali
kelas A : “ kualitas murid mencerminkan seperti apa guru mereka!”
Wali
kelas F : “apa yang anda maksud?!”
Adu
argumentasi semakin sengit. Kepala sekolah tidak bisa menghentikan kedua musuh
bebuyutan ini.
Wali
kelas A : “Kembali pada topik utama, hal ini muncul karena murid kelas F Aihara
Kotoko, benar kan?”
Wali
kelas F : “Bagaimana bisa hal itu berkaitan dengan semua ini?”
Kepala
Sekolah mencoba melerai lagi, tapi tidak berhasil.
Wali
kelas A : “saya tidak tahu bagaimana orangtuanya mendidiknya... benar-benar
membingungkan pikiran. Seperti yang mereka katakan, like father-like
daughter...”
Entah
bagaimana akhirnya adu mulut kedua wali kelas itu, scene langsung beralih ke
rumah keluarga Irie.
Ayah
Aihara dan Mama Irie berjalan berdampingan. Keduanya bersin-bersin. Ayah
kemudian memulai pembicaraan,“Ma-chan... Kotoko dan Aku sedang mencari sebuah
rumah...”
Tiba-tiba
Mama memotong penjelasan Ayah, “look, jika Naoki dan Kotoko menikah, kita akan
menjadi keluarga dan bisa tinggal bersama selamanya! Dua keluarga bisa tinggal
dibawah satu atap!”
“bukankah
itu terlalu dini untuk...” belum selesai ayah menjelaskan, mama memotong lagi.
“aku
tak tahu. Tapi jika dua orang jatuh cinta dan tinggal bersama satu atap,
lalu...” mama mulai membayangkan, ayah memotong perkataan mama.
“ma-chan,
terkadang aku tidak mengerti apa yang sedang kau pikirkan.” Kata ayah menatap
mama. Mama hanya menjawab dengan “ok,ok”. Ayah mengangguk, “ok?” sambil jarinya
membentuk isyarat ok, melongo tidak mengerti. Mama tertawa senang, sementara
Ayah terus memandangi jarinya sambil berjalan keluar. Imajinasi mama kan tinggi banget, hahaha
Dikelas
F, Kotoko sedang duduk melamun. Ia tersadar saat Satomi memanggil namanya.
Satomi datang bersama Jinko, duduk didepan Kotoko. “maafkan aku. Ini semua
salah kami” kata Jinko
Kotoko
masih terdiam memandang kedua sahabatnya itu. Satomi melanjutkan, “kami akan
pergi meminta maaf pada Irie-kun sekarang juga!” lalu bangkit berdiri. Tapi
Kotoko menarik lengan Satomi,
“lupakan tentang itu”.
“tapi...”
“itu
tidak akan berhasil. Irie-kun membenciku dari awal.”
“Kotoko...”
“tidak
apa-apa. Jangan khawatirkan tentang itu.” Kata Kotoko mencoba se-ceria mungkin.
Sensei
berdiri didepan menyampaikan pengumuman dengan gayanya yang lucu. “waktunya
telah tiba bagi kalian untuk menunjukkan kekuatan kalian yang sebenarnya!”.
Seluruh kelas riuh menanyakan apa maksud sensei.
“lari estafet lintas kota” kata sensei,
tangannya bergaya seperti akan mengeluarkan jurus tertentu di film-film aksi
seperti ultraman gitu. Haha
“so
old fashioned,” teriak beberapa siswa
“ini
akan menjadi kompetisi lari estafet pertama sekolah dan kita kelas 3 F akan
merebut hadiah pertama!” seru sensei bersemangat. Sementara siswa-siswa riuh
ada yang merasa tertarik dan tidak tertarik sama sekali. Ada yang menggaruk
kepalanya, mengucek matanya, menopang dagunya, Kotoko termasuk yang tidak
memperhatikan. Kin-chan menoleh kearah Kotoko, prihatin?
Kin-chan
kemudian berdiri dan berteriak, “melawan kelas A? Untuk apa?”. Kin-chan
berjalan kedepan menghampiri sensei, “serahkan semuanya padaku! Aku pasti
membuat kelas A menggigit debu!”
“itulah
semangat, Nakamura Kinnosuke! Gunakan antusiasme kau ini dalam perlombaan lari
estafet nanti!”
“run
like this,” lalu sensei dan Kin-chan mempraktekkan lari ditempat, sontak siswa
yang duduk didepan menyingkirkan meja-nya. “faster..faster...”, kata sensei. Hahaha
Kin-chan
berlari kedalam kelas menghampiri Kotoko.
“Kotoko
ayo berlari di pertandingan bersamaku! “ seru Kin-chan
“aku
tidak bisa bilang kalau aku tertarik.” Jawab Kotoko
“sebenarnya,
Kotoko berlari selamban kura-kura.” Tambah Satomi
“tapi
aku ingin menolongmu Kotoko, meskipun harus mencoba 100 kali”.
“that’s
nice, Kin-chan!” kata Satomi sambil berlalu
“sayangnya,
tak ada orang yang tergerak oleh pidatomu.” Ejek Jinko.
“Gomene,
Kin-chan” kata Kotoko sambil menyusul teman-temannya meninggalkan Kin-chan.
“kita akan bersama-sama mengalahkan Irie!” seru kin-chan, meraih bahu Kotoko dan membalikan tubuhnya. Seketika Kotoko diam terpaku, “irie-kun?”
“kita akan bersama-sama mengalahkan Irie!” seru kin-chan, meraih bahu Kotoko dan membalikan tubuhnya. Seketika Kotoko diam terpaku, “irie-kun?”
“aku
tidak akan kalah darinya!”
“ide
yang hebat!” seru Mama. Mereka sedang makan malam bersama dirumah.
“tidakkah
kau setuju Onii-chan? Cara hebat untuk bertemu yang lainnya.” Kata mama lagi.
“aku
sangat ingin melihat irie-kun berlari,” kata Kotoko manja. Tapi Naoki melirik
sinis Kotoko, membuat Kotoko takut.
Mama
mulai berimajinasi, “ aku bisa membayangkan kau dan onii-chan saling
mengulurkan tangan”. Menurut mama itu terlihat cute.
Yuuki
ikut berkomentar, “mama, mereka tidak bisa saling membantu jika mereka berasal
dari kelas yang berbeda.” Komentar Yuuki mematahkan imajinasi Mama.
“jadi,
itu berarti onii-chan dan Kotoko-chan akan menjadi saingan? Wah, jadi aku harus
mendukung yang mana?” mama tertawa senang.
“aku
tidak ikut. Gochisosama (terima kasih atas makanannya),” kata Naoki, lalu
beranjak pergi.
Kotoko
segera bangkit dan mengejar Naoki. “Irie-kun, maaf untuk hari ini. Kin-chan
kelewat batas, tapi dia sebenarnya orang yang baik, hanya saja...” belum
selesai kotoko bicara, Naoki memotongnya dan hendak menutup pintu kamarnya.
“aku
tak peduli orang seperti apa dia”
“tunggu,
dengarkan aku dulu.” Seru Kotoko menahan pintu.
“kita
berdua harus berusaha sebaik mungkin untuk perlombaan. Meskipun kau harus
melawan kelas F. Kin-chan hanya bersikap menjengkelkan. Jadi, akankah kau ikut
berpartisipasi dalam pertandingan?” Kotoko setengah memohon pada Naoki.
“berpartisipasi
dalam perlombaan hanya membuang waktu. Aku tidak ingin terganggu dengan hal itu
lagi.”
Naoki membalikkan badan membelakangi kotoko.
Naoki membalikkan badan membelakangi kotoko.
“aku
tidak mengerti mengapa kau tidak akan bergabung dalam pertandingan.”
“belajar dan berolahraga sepertinya
satu-satunya yang bisa kau lakukan dalam hidup. Kau pikir segala sesuatu dalam
hidup sudah seharusnya menyenangkan? Lalu kau bisa menyerah?”
Naoki
terdiam mendengar yang dikatakan Kotoko, ia berpikir. Matanya berkaca-kaca.
Sepertinya apa yang dikatakan Kotoko mengenai hatinya. Kotoko berbicara tanpa
berhenti.
“baiklah,
kau bisa melakukan apapun semau-mu. Jangan ikut berpartisipasi. Tapi aku akan
melakukan yang terbaik. Kelas F sudah pasti akan menang! Jangan menyesal saat
kau kalah dari kami!” lalu Kotoko keluar kamar dan membanting pintu kamar
Naoki.
Naoki menoleh kearah Kotoko pergi, terdiam.
Naoki menoleh kearah Kotoko pergi, terdiam.
Kotoko
masuk ke kamarnya. Dia terduduk lemas, mulutnya terbuka lebar “apa yang baru
saja aku lakukan? Mengapa aku membuka mulut besarku?”. Ternyata Kotoko
menyesali apa yang dikatakannya tadi pada Naoki. Tapi menurutku itu keren.
Hahaha
Disekolah,
Kin-chan tengkurap diatas meja dikelas. Dua orang pengikutnya sedang memijat
tubuh Kin-chan. Kotoko datang berpakaian training olahraga (eh, bener gak?).
Kotoko berlari-lari kecil sambil berseru pada Kin-chan, “ayo Kin-chan. Cepat,
cepat!”. Kotoko berlari-lari dalam kelas, “ayo, ayo, ayo mulai latihan!!” wah
Kotoko ternyata serius dengan omongannya pada Naoki, ia sangat bersemangat
mengikuti pertandingan.
Satomi
dan Jinko datang dibelakang Kotoko.
“apa
yang sedang kau lakukan?” tanya Satomi.
“bahkan
seekor kura-kura lebih bertenaga dibandingkan kau!” seru Jinko. Yang dimaksud
Jinko adalah Kotoko.
Kin-chan
bangkit lalu berkata, “Kotoko akhirnya mengerti maksudku dan berkeinginan untuk
bergabung dalam pertandingan ini!” ia merasa senang.
Kotoko
berlari-lari kecil di koridor, didepannya Naoki melewat. Kotoko tersandung dan
akhirnya jatuh tersungkur! Dengan posisi konyol pula. Hahaha.....
Bukannya membantu Kotoko bangun, Naoki malah meledeknnya “kau bahkan terlihat bodoh saat berlari.” Lalu meninggalkan Kotoko yang masih terbaring dilantai.
Bukannya membantu Kotoko bangun, Naoki malah meledeknnya “kau bahkan terlihat bodoh saat berlari.” Lalu meninggalkan Kotoko yang masih terbaring dilantai.
Kotoko
segera bangun, ia berteriak pada Naoki “apa maksudnya itu, kami pasti
memenangkan pertandingannya!!!” dengan gaya konyol ala Kotoko
[backsound
theme song, speed diputar] Kotoko sedang berlatih berlari sendirian, ia sudah
tampak kepayahan. “pagi, gadis kecil!” sapa seorang kakek tua yang diikuti
seorang ibu-ibu, mereka mendahului Kotoko. Kotoko melongo melihatnya.
Kotoko
juga berlatih di lapangan sekolah, ia berusaha keras. Dari kejauhan Naoki
memperhatikan Kotoko.
Kotoko
tiba dirumah selesai berlari pagi. Ia hendak membuka tali sepatunya, ia tidak
memperhatikan ada Naoki didepannya, memegang handuk. Kotoko kaget.
Kotoko
: “aku suka perasaan ‘bangun dan berlari pagi-pagi’ it! Belum pernah melihatmu
berlari pagi.”
Naoki
: “itu hanya membuang-buang usaha dalam posisimu”
Kotoko
: “tidak, itu tidak benar. Karena selama aku berusaha, itu tidak akan menjadi
sia-sia. Meskipun itu hanya untuk kompetisi kecil, meski aku akan kalah
akhirnya, setidaknya aku akan tetap memiliki kenangan yang indah. Aku suka
berusaha dan melakukan yang terbaik”
Naoki
hanya diam menunduk dan mendengarkan
Kotoko.
Kotoko
: “aku...ingat saat kau menolongku untuk mendapatkan ‘top 100’ dalam ujian itu.
Tapi dibandingkan dengan berada dalam daftaran itu, kehadiranmu saat aku
belajar membuatku lebih senang.” Kotoko menjelaskan sambil tersenyum sendiri
membayangkannya.
Tiba-tiba
Noki melempar handuk ke wajah Kotoko. Kotoko kaget lalu tersenyum senang. Naoki
tersenyum namun tanpa diduga Naoki mengatakan, “Kau Bau”. Senyum Kotoko berubah
dengan ekspresi kaget!
Dia lalu mencium badannya sendiri, sampai kakinya dia angkat dan mencium kaus kakinya, didepan Naoki pula! Hahaha . “oh aku pikir aku memang sedikit bau. Maaf tentang itu...” masih sambil mencium seluruh badannya. Mama mengintip tingkah mereka.
Dia lalu mencium badannya sendiri, sampai kakinya dia angkat dan mencium kaus kakinya, didepan Naoki pula! Hahaha . “oh aku pikir aku memang sedikit bau. Maaf tentang itu...” masih sambil mencium seluruh badannya. Mama mengintip tingkah mereka.
Naoki
masuk kedalam, mama menghampiri Kotoko.
Mama
: “Onii-chan hanya merasa sedikit malu.”
Kotoko
: “benarkah?”
Mama
: “Ya! Dia sebenarnya ingin mengatakan, ‘kau akan kena demam’.“
Kotoko:
“apa kau serius?” Kotoko merasa senang mendengarnya.
Mama
lalu pergi. Kotoko memandang handuk yang diberikan Naoki tadi dan membelainya.
“jika saja itu benar... aah... ini wangi Irie-kun”
Kotoko
berlatih lari lagi, ia sudah tampak lelah. Dari dalam rumah terdengar memanggil
Kotoko, itu Papa Irie yang diikuti mama. Kotoko berhenti.
Kotoko
: “Oji-san (paman), apa yang anda lakukan memakai baju itu?”. Kotoko melihat
aneh Papa yang memakai baju training.
Papa
Irie: “saat aku masih pelajar, aku adalah pelari pertama jalurku dan tim
lapangan. Mulai besok dan seterusnya aku akan menjadi pelatihmu!” Kotoko
melongo, bibirnya membentuk O mendengar papa.
Kotoko
: “tapi, bukankah anda sibuk dengan pekerjaan?”
Mama
Irie : “tidak apa-apa, dia selalu ingin menjadi seorang pelatih. Onii-chan
(Naoki) tidak pernah bangun pagi dan melakukannya. Kotoko-chan, biarkan kami
membantumu!”
Kotoko
: “baiklah. jika anda memaksa...”
Papa
Irie : “berlarilah sekali lagi dan biarkan aku melihat teknik-mu.”
Mereka
lalu berlari bersama, mama irie melihatnya dengan tersenyum dan berteriak “faito..faito!”
(fight)
Kotoko
berlari diatas treadmill. Mama irie, Papa Irie ikut berlari disamping Kotoko, ayah
dibelakang Kotoko, dan memberi tips pada Kotoko. mereka semua bersemangat.
Naoki dan Yuuki duduk di meja makan sebelahnya, memandang mereka dengan aneh.
Papa
Irie : “Kotoko-chan, masalahmu terletak pada keseimbangan dalam postur tubuhmu.
Lenganmu harus diselipkan seperti ini (tangannya seperti sayap bebek, tau kan
maksudnya).”
Ayah
: “Kotoko, jangan terlau banyak dinaik turunkan (tangan)! Jaga kecepatan yang
moderat.”
Mama
Irie : “Hati-hati!! Terutama dalam menarik napas. Hah hah huuh hah hah huuh....
ya menghirup napas!” –Kotoko bener-bener terlihat konyol, hahah-
Setelah
cukup melihat tingkah Kotoko dan keluarganya, Yuuki angkat bicara. “Kuman
Kotoko sedang menyusup kedalam rumah”
Mama,Papa,Ayah
dan Kotoko masih terus berlari sambil berlatih bernapas, hahah huhh hahah
huhh... Naoki hanya memandang aneh. Gak habis pikir kali ya ngeliat mereka. Hahah
Di
sekolah Kin-chan dkk juga berlatih berlari di lapangan, mereka sudah terlihat
kelelahan. Kotoko mengejar mereka, menyemangatinya “jangan berlari terlalu
lamban, hurry up! Hurry up!”
Diatas
bangku penonton diam-diam Naoki memperhatikan Kotoko berlatih lagi. Pandangannya
penuh makna. Sepertinya ia mulai menyukai Kotoko. aciyeee heheh
Kin-chan
dkk berlari di koridor bersama Kotoko. “Kotoko, kau banyak peningkatan!
Kura-kura sudah lulus! [menandakan Kotoko tidak lagi lamban].”
Kotoko
bangga mendengar pujian Kin-chan. Saat berbalik badan, ia melihat Naok
berjalan. Kotoko tertohok.
“Ah...Irie-kun!
Jika kau memanggilku Imori Yuuko dari Tonan High School aku tidak akan merasa
keberatan!” sambil jingkrak-jingkrak kesenengan. Kin-chan dkk ikut
jingkrak-jingkrak.
“itu
Amori Yuuko [atlit terkenal]” Naoki mengoreksi, Kotoko berdehem menyadari ia
salah.
“hadiahnya
pasti diambil kami!
“I
think so, too” kata Naoki, bernada mengejek. Ia melangkah namun dihentikan
Kotoko yang menarik tangannya.
“Tunggu
Irie-kun, aku punya sesuatu yang ingin dikatakan padamu.”
“ada
apa Kotoko?!” Kin-chan menyela
“Kin-chan,
ini tidak ada hubungannya denganmu. Kembali saja duluan. Ok? Kau kemari
sebentar.” Kotoko menarik Naoki masuk kedalam kelas dan menutup pintunya. Kin-chan
dkk hanya bisa melihat dari kaca pintu.
Naoki
: “kau basah dengan keringat!”
Kotoko
: “tidakkah kamu memulai berlatih? Jika kelas A tidak mengikutsertakan kamu,
kemenangan kami tidak akan berarti apa-apa.”
Naoki
: “Kau membicarakan tentang ini lagi?”
Kotoko
: “Ah ya.. kenapa kita tidak bertaruh? Kita lihat kelas mana yang akan menang
jika kau ikut berlomba, ok?” Naoki hanya mengangguk.
Kotoko
: “T-tunggu sebentar, jangan dulu pergi. Orang yang kalah harus menuruti satu
permintaan dari pemenang.”
Kotoko
: “kau takut kan? Karena kau tidak akan menang! Sayang sekali! Kau bahkan
membuatku berpikir banyak hal.”
Kotoko
: “aku tidak pernah berpikir orang jenius memiliki sedikit kepercayaan diri...”
Kotoko
: “what? Really?? YATTAAAAA!!! “
Naoki
: “Aku ingin kau pergi.” Kotoko kaget mendengarnya.
Naoki
: “Jika kelas A menang, kau akan keluar dari rumah. Taruhan dimulai. Lakukan yang
terbaik, Amori-chan.” Naoki bahkan mengejek kotoko lagi dengan Amori-chan
nya,,, Kotoko yang penuh semangat seketika melongo mendengar Naoki. poor
kotoko.
“apa yang harus kulakukan! OH! MY ! GOD!”
Bersambung ke Part-2
By: Widia
Komentar
: Naoki benar-benar tau cara menghilangkan mood seseorang. Buktinya kotoko yang
bersemangat bisa langsung lesu hanya dengan mendengar satu kalimat dari Naoki. Hahaha
Tapi
diam-diam Naoki memberi perhatian pada Kotoko, dari mulai memberikan handuk
sampai diam-diam memperhatikan Kotoko saat berlatih, meskipun masih saja
menunjukkan sikap dinginnya.
Si konyol Kotoko ternyata juga bisa ya bicara dewasa, sampai membuat
Naoki termenung gitu. hahaha
lihat deh ekspresi khas kotoko.. wkwkwk
lihat deh ekspresi khas kotoko.. wkwkwk
0 comments:
Post a Comment