Itazura na Kiss Episode 2
(PART 2)
----------------------------------------------------------------------
-The race of love and tears-
-Perlombaan cinta dan air mata-
Pagi
hari, Kotoko kembali berlatih lari. Dia kembali bertemu dengan seorang kakek yang dulu mendahuluinya, tapi kali ini Kotoko
yang berlari mendahului kakek itu. Dengan bersemangat kakek itu menyapa kakek
dan tersenyum lebar “ohayou gozaimasu!”
Keluarga
Irie dan Aihara sedang menikmati sarapan bersama. Mama memberikan semangkuk
nasi pada Kotoko, Naoki melirik sinis.
“mangkuk
keberapa kalinya itu Kotoko?” ayah melihat kearah Kotoko
“tiga”
jawab Kotoko sambil menyuapkan nasi dengan sumpitnya.
“ketiga?
Jaga sikapmu!”
“tidak
apa-apa, Shigeo-san.” Bela mama. “Kotoko-chan aku sangat menyukai kebulatan
tekadmu ! aku tersentuh. Onii-chan kita tidak ada apa-apanya dibandingkan
denganmu!” kata mama lagi, melirik Naoki.
“tak
masalah jika Irie-kun tidak berlatih!” kata Kotoko
“sayang
sekali, bukan? Siswa SMA tanpa kegiatan apapun... tidak seperti yang kita
lakukan diwaktu muda, benar kan Shigeo-san?” kata Mama menyindir Naoki. Naoki hanya bisa menghela nafas.
“Irie-chan
dan aku akan ikut berpartisipasi di lomba lari desa... itu salahku kita tiba di
urutan terakhir.” Kata Ayah
“Tapi
kau sedang demam tinggi saat itu dan tidak mengatakannya pada siapapun!” kata
Papa Irie, Mama mengangguk setuju.
“benar,
kau pingsan saat tiba digaris finish!” tambah mama. “bahkan memikirkannya
membuatku seperti ingin menangis.”
“Oh
ya, Kotoko-chan! Kami akan turun langsung dan mendukungmu besok!” kata Mama,
Naoki melirik terkejut dengan mulut penuh makanan kearah mama lalu Kotoko.
“aku
akan mendukungmu juga, jadi aku akan menutup toko besok.” Kata Ayah .
“Kau
tidak perlu melakukannya, Ayah!”
“Apa
salahnya mendukungmu?” kata Ayah lagi.
“jangan
malu! Aku juga akan turun langsung dan mendukungmu!” tambah Papa Irie.
“Ya,
aku akan melakukan yang terbaik!” jawab Kotoko senang.
Yuuki
yang daritadi haya mendengarkan angkat bicara,”aku tak tahan lagi! Mereka semua
sangat kekanak-kanakan! Aku akan berangkat sekarang.”
Yuuki
beranjak, disusul Naoki. Kotoko yang tak mau ketinggalan ikut beranjak. “Haha
huh..haha huh!!” kata Ayah menyemangati sambil mengepalkan tangan.
Kotoko
ikut mengulanginya. Didepan saat Yuuki memakai sepatu dan Naoki memakai
blazer-nya Kotoko menjulurkan lidah pada Yuuki. –emang childish juga sih, bener
kata Yuuki, wkwkwkw-
Di
perlintasan kereta api, Kotoko sedang menunggu kereta melintas. Kemudian ia
melanjutkan berlari. Ia bertemu dengan Yuuki yang berjalan didepannya mendribel
bola basket.
Kotoko
: “Kau berjalan pulang kerumah?”
Yuuki
: “ya”
Kotoko
: “kau berlatih bermain bola basket?”
Yuuki
: ”Ya. Onii-chan memberikan bola ini padaku. Dia memakai bola ini selama
kejuaraan nasional tahun lalu.”
Kotoko
menyimak, lalu mengambil bola itu dari Yuuki, “irie-kun...? bola irie-kun?
Irie-kun memakai bola ini sebelumnya?” ia mengelus-ngelus bola-nya.
“jangan
sentuh itu Kotoko!” seru Yuuki dan hendak merebut bolanya.
“pinjamkan
padaku sebentar! Aku akan mengembalikannya secepat mungkin!” rengek Kotoko.
“jangan!
Kembalikan!” Yuuki merebut bolanya dan berbalik pergi.
Dari
arah berlawanan muncul pengendara sepeda yang mengendarai dengan cepat. Ia
hampir menabrak Yuuki, tapi Kotoko berhasil meraih Yuuki dan menyelamatkannya.
Tapi sayangnya, kaki Kotoko terlindas sepeda itu, dua kali!!
“Bodoh!
Hati-hati kalau berjalan!” seru pengendara sepeda itu tidak mempedulikan Kotoko
yang berteriak kesakitan.
Yuuki
menghampiri Kotoko.
“Kotoko...”
“aku
baik-baik saja. Yuuki-kun kau tidak apa-apa?” Yuuki mengangguk.
“Syukurlah...
bola-nya juga tidak apa-apa!” kata Kotoko, mengelus bola yang dipegang Yuuki.
“ini
bukan salahku. Ini bukan salahku!” seru Yuuki lalu berlari meninggalkan Kotoko.
Kotoko tidak bisa berdiri, kakinya terluka. Ia menatap Yuuki yang sudah berlari
jauh, “Yuuki-kun.....”
-Hari
Perlombaan-
Kelas
F berkumpul, semuanya sudah siap untuk berlomba. “Kita akan mengalahkan kelas
A!” teriak Kin-chan bersemangat.
Reiko
Matsumoto dan 2 siswa kelas A yang
lainnya datang menghampiri mereka.
Siswi
1 : “mereka yang dari kelas F adalah orang-orang bodoh.”
Reiko
: “Benar sekali, selain olahraga, mereka tidak bisa melakukan hal lain. “
Siswi
2 : “Benar! Tak berguna!”
Wali
kelas F datang menghampiri. “apa yang kalian bertiga lakukan disini. Ayo
kemari.” ia berbalik lalu menoleh dan menatap sinis pada wali kelas F. Wali kelas F dan para murid
terlihat kesal karena ulah mereka.
“Aihara!!
Jangan pedulikan mereka! Kita harus melakukan yang terbaik!!” kata wali kelas
F. Mereka semua berteriak bersemangat. Ibu guru wali kelas A melirik sinis
kearah mereka.
Wali
kelas A : “Dengarkan! Jangan buang-buang energi-mu dalam perlombaan lari ini!
Dalam rangka untuk dapat diterima di Universitas terbaik kalian harus menyimpan
energi kalian untuk belajar.”
Watanabe
: “benar sekali. Menghabiskan hari minggu seperti ini adalah buang-buang waktu,
benar kan?” ia melirik Naoki.
Naoki
: “kita bisa menganggapnya sebagai penggan fitness fisik kita” jawab Naoki
sambil terus melihat kearah kelas F.
Watanabe
: “lalu itu tak bisa ditahan lagi.”
Kelas
F masih riuh bersemangat. Kotoko menatap kearah Naoki, tiba-tiba ia merasakan
sakit pada kaki-nya.
“Kotoko,
apa ada masalah?” kata Satomi.
Kotoko
menggeleng,memijat-mijat kakinya “tidak, aku baik-baik saja.”
“Tunjukkan
kemampuan terbaikmu, Kotoko!” kata Satomi lagi.
“kita
akan makan besar setelah memenangkan pertandingan!” kata Jinko, Kotoko
mengangguk senang.
Terdengar
peluit ditiup. Wali kelas F memberikan pengumuman. “bisakah pelari pertama
berkumpul disini! Dan pelari lainnya silahkan berkumpul di titik setengah
jalan”.
Naoki
berjalan, Kin-chan mengejarnya. Kotoko berjalan lesu disampingnya.
“kau
harus berhati-hati denganku. Kami pasti tidak akan kalah dari kalian, siswa
kelas A! Benar kan Kotoko!?” seru Kin-chan. Kotoko mengangguk lesu. Naoki tidak
mengacuhkan Kin-chan.
“ada
apa denganmu! Mana semangat bertanding-mu?” kata Kin-chan lagi. Naoki menatap
mereka.
“Kau,
tunggu dan lihatlah!! Aku akan menunjukkan padamu bagaimana seorang juara itu! ”
kata Kotoko pada Naoki, tiba-tiba ia bersemangat lagi.
“aku
akan mengantisipasi hasilnya.” Jawab Naoki, lalu berjalan pergi.
Perlombaan
lari dimulai...
Semuanya
riuh menyemangati peserta lari. Kotoko sedang melakukan pemanasan, Jinko dan
Satomi datang menyemangati. Lalu mereka melihat peserta dari kelas F mendekat,
Kotoko segera bersiap. Ia segera mengabil selempang (baton) dari peserta sebelumnya.
Saat
berlari, Kotoko merasakan kaki kanannya sakit –akibat terlindas sepeda- tapi
dia menahannya, tidak ingin orang lain tau dan tetap melanjutkan berlari.
Naoki
sedang melakukan pemanasan, ia melirik Kin-chan yang berlari-lari kecil
disampingnya. Reiko datang menghampiri Naoki.
“kau
tidak serius kan memberikan semua tenagamu untuk perlombaan ini? Aptitude tes
(bakat) sebentar lagi. Dan kejuaraan nasional bola basket juga mendekati. Itu
akan menjadi kejuaraan terakhir kita di SMA” Reiko mengingatkan.
“aku
tahu.” Jawab Naoki singkat.
“ini
tidak layak, menghabiskan semua energimu hanya untuk hal sepele seperti ini.
Apa kau mendengarkanku, Naoki?”
“aku
dengar” jawab Naoki dingin, pandangannya kearah lain.
Kotoko
berlari tertatih. Ia berusaha keras saat peserta lain hampir menyusulnya.
“aku
harus berusaha keras... Irie-kun...”
Ditempat
lain, Keluarga Irie dan Ayah Aihara menunggu Kotoko. Kin-chan terlihat tidak
sabar.
“apa
yang dilakukan Kotoko-chan?” kata Mama Irie.
“Anak
itu berlari lamban. “ Kata Ayah Aihara
“Setelah
berlatih keras, dia tidak akan memiliki masalah” kata Papa Irie
“Benar
sekali, dia berusaha sangat keras!” tambah Mama Irie.
Ayah
menatap kearah lintasan lari. Yuuki duduk melamun, Ayah yang memperhatikannya
lalu menghampiri Yuuki “ada apa, Yuuki-kun?”
“Oji-san
(paman), aku...aku...”
Kotoko
berusaha berlari sambil menahan sakit, ia mulai melamun dan bicara dalam hati.
“aku...tak bisa terima...
irie-kun...irie-kun...” ia mulai membayangkan Naoki yang tersenyum sambil
melemparkan handuk pada Kotoko. –scene sebelumnya-
“aku harus berjuang! Irie-kun sedang
menungguku.”
Kotoko
berlari lebih cepat meskipun tertatih.
Di
depan, Kin-chan harap-harap cemas menunggu Kotoko. Naoki yang berdiri disebelah
Kin-chan sepertinya ikut mengkhawatirkan Kotoko, ia memandang lurus kedepan.
Kotoko
berjalan kepayahan menyeret kaki kanannya yang sakit, ia basah oleh keringat.
“aku harus berjuang...aku harus berjuang...aku harus berjuang Irie-kun...” lalu
ia oleng hampir terjatuh, tapi berhasil berpegangan pada pembatas jalan.
Peserta lain melewati Kotoko-begitu saja.
“Kotoko!!
kau baik-baik saja?” seru Ayah, ia menghampiri Kotoko
“kenapa
dengan kakimu?” kata ayah lagi sambil meraih kaki Kotoko. tapi Kotoko menolak
kakinya dilihat ayah dan ia berjalan lagi. “aku harus berjuang! Aku harus
menyelesaikan perlombaan ini!”. Sepertinya Yuuki menceritakan kejadian kaki
kotoko yang terlindas sepeda.
Ayah
yang melihat kesungguhan Kotoko memutuskan untuk ikut lari mendampingi Kotoko.
Ayah membuka sendalnya (kayak bakiak gitu, apa tuh namanya hehe) lalu
menyemangati Kotoko, “kau bisa melakukannya Kotoko!”
Mama
bersorak saat melihat dari kejauhan Kotoko dan Ayah hampir sampai, semuanya
riuh menyemangati. Kin-chan yang melihat Kotoko datang ikut berteriak,
“Kotoko!! kau baik-baik saja??”
Sementara
Naoki memperhatikan Kotoko, ia menyadari ada yang salah dari cara Kotoko
berlari. Naoki memicingkan mata melihat kaki Kotoko.
Mama
juga menyadari kaki Kotoko sakit. “Kotoko-chan, apa yang terjadi pada kakimu?”
tapi Kotoko tak menjawabnya. Terlihat Yuuki yang berlari dibelakang Kotoko
termenung.
Dengan
susah payah Kotoko terus berlari, didepan Kin-chan menunggunya dengan semangat.
Kotoko melepaskan selempang (baton), memegangnya dan mengulurkan tangannya
sambil berkata dalam hatinya, “Irie-kun...”.
Kin-chan tersenyum lebar melihat Kotoko datang menghampiri, ia bersiap
mengambil alih selendang itu. Tapi Kin-chan memandang heran Kotoko yang malah
menghampiri Naoki dan mengulurkan selendang itu ke Naoki. Naoki yang dipanggil
Kotoko menoleh heran.
“Irie-kun...”
“Apa
yang kau lakukan?” kata Naoki
Kotoko
yang mendengar reaksi Naoki terpaku, lalu menoleh kearah Kin-chan dan Naoki
bergantian, ia tertawa malu. “Bakka” kata Naoki. Kotoko tertawa, “aku benar-benar
bodoh ya” ia tiba-tiba terjatuh lemas.
“Kotoko,
apa yang terjadi?” kata Kin-chan
“Kin-chan,
lanjutkan. Lakukan yang terbaik!”
“Tapi
Kotoko...”
“kumohon
berlarilah di sisa perlombaan ini untuk-ku.” Kotoko menyerahkan selempangnya.
“kau
tunggu dan lihatlah! Aku akan berlari diurutan pertama!!” kata Kin-chan, lalu
ia berlari.
Naoki
menghampiri Kotoko, ia menyentuh kaki Kotoko.
“Ouch!!”
Kotoko memprotes.
“Apa
itu sakit?” tanya Naoki.
“TENTU
SAJA sakit!”
“kau
bodoh padahal kau tau itu sakit.”
“tapi
jika aku menyerah ditengah jalan, aku akan menyesalinya seumur hidupku! Aku
akan merasa lebih buruk!”
Naoki
menghela nafas. Tiba-tiba Reiko datang dan memberitahu bahwa peserta kelas A
hampir sampai.
“Naoki!
jangan lupa taruhan kita!!” Kata Kotoko. Naoki mengangguk.
Tiba
giliran Naoki berlari. Kotoko memandang Naoki yang mulai menjauh. Semua orang
menyemangati Naoki. 1,2,3 orang terlewati hingga Naoki berhasil mengejar
Kin-chan yang start lebih dulu darinya. Meskipun wali kelas dan murid kelas A
menyuruh untuk tidak serius mengikuti lomba dan fokus pada ujian mendatang,
tapi sepertinya Naoki serius mengikuti perlombaan ini.
Mama
Irie mengajak Kotoko pulang dan menyuruh Ayah Aihara menyetir mobil. Baru saja
Mama akan memakaikan jaket pada Kotoko, ia beranjak. “aku sangat ingin melihat
Irie-kun!” kata Kotoko meyakinkan. ia lalu berbalik pergi dengan berjalan
tertatih. Mama mencoba mengejar Kotoko, tapi Ayah menahannya, “Machan! Tidak
ada gunanya menghentikan dia”. Kotoko terus berjalan sambil menahan sakitnya,
keringat membasahi tubuhnya, tangan kanannya memegangi kakinya yang diseret
(aduh bahasanya).
Naoki
dan Kin-chan berlari saling mengejar. Naoki berhasil mengejar Kin-chan dan
berlari paling depan. Kin-chan sudah kelelahan, terlihat dari ekspresinya dia
sangat berusaha mengejar Naoki tapi Naoki sudah meninggalkan Kin-chan jauh di
belakang.
Naoki sempat menengok kearah Kin-chan dan kembali mempercepat
langkahnya, akhirnya Naoki sampai di garis finish sebagai juara pertama.
Wali
kelas A menunjukkan ekspresi puas, Watanabe dan Reiko -yang memegang handuk
ditangannya- langsung menghampiri Naoki dengan tersenyum puas. Sementara di
sisi lain Kelas F terlihat lesu, tak ada semangat yang tersisa.
“terima
kasih atas usaha kerasmu!” kata Watanabe. Naoki melemparkan selempang (baton)
pada Watanabe dan menerima handuk yang diberikan Reiko. Kin-chan tiba di garis
finish, ia berteriak meluapkan kekesalannya lalu tiba-tiba ambruk. Kelas F langsung berlari menghampiri Kin-chan.
Wali kelas F memegangi Kin-chan.
“Kin-chan,
kau telah melakukan yang terbaik! Itu sangat hebat, kau sangat hebat!!” wali
kelas lalu memeluk Kin-chan.
“penampilan
tadi sangat bagus,Irie-kun. Aku sangat bangga menjadi guru-mu” Wali kelas A
mengulurkan tangannya untuk bersalaman dengan Naoki. Naoki hanya memandangi
tangan wali kelas, “terima kasih” katanya mengangguk lalu pergi meninggalkan
wali kelas yang melongo. hahaha... Naoki berjalan, menyeka keringatnya. nafasnya masih terengah , sepertinya
ia memikirkan sesuatu.
Kotoko
masih berjalan sendiri, ia berkata dalam hati.
“apakah Irie-kun berlari dengan serius? Aku
ingin sekali melihat dia berlari.”
Lamunan
Kotoko tersadar saat seseorang memanggil namanya. Ternyata Kotoko sudah hampir
mendekati garis finish. Siswa kelas F berlari menghampiri Kotoko.
“Kotoko,
maafkan kami, kita kalah dari Irie!”
Bukannya
menunjukkan wajah kecewa, Kotoko malah tersenyum.
“apa
sudah selesai?” tanya Kotoko.
“kau
mengerahkan semua kemampuanmu, kotoko! Kau sangat keren!”
“aku
baru saja melihat garis finish... aku benar-benar bodoh...” kata Kotoko lagi,
ia ambruk. Semua kelas F kaget dan duduk disamping Kotoko, membuat keributan.
Salah satu dari mereka menyenggol kaki Kotoko yang luka. “Kotoko, kau baik-baik
saja?” tanya Jinko. Kotoko berteriak kesakitan.
Kotoko
berjalan pulang sendiri. Dia melihat Naoki berjalan didepannya, ia lalu memanggil
dan mengejarnya.
“Omedettou!”
Kata Kotoko dengan ceria. Naoki bertahan dengan sikap dinginnya tidak menjawab
Kotoko.
“Aku
kalah lagi. Orang yang jenius adalah orang yang jenius sesungguhnya!” kata
Kotoko lagi. Naoki masih tidak menjawabnya.
Kotoko berjalan didepan Naoki,
tiba-tiba ia terjatuh pingsan. Naoki dengan sigap menangkap Kotoko, dan
berhasil menahannya. Namun naas, siku tangan Naoki terbentur jalan karena
menahan kepala Kotoko. Naoki meringis kesakitan.
Kotoko
masih tidak sadar, Naoki menggendongnya. Ia lalu bangun dan menyadari Naoki
menggendongnya. Kotoko tertawa senang.
“Kau
benar-benar bodoh.” Kata Naoki yang menyadari Kotoko telah bangun.
“maafkan
aku. Turunkan aku! “ rengek Kotoko berontak.
“Berhenti
bergerak, berhenti bergerak!” seru Naoki.
Kotoko
menurut, malah ia berpegangan erat memeluk Naoki. Naoki sendiri tidak
menolaknya. Ciyeeee
Kotoko
berkata dalam hati, “punggung Irie-kun
hangat sekali... aku harap moment ini bisa bertahan selamanya...tak peduli
apapun yang terjadi, aku tidak akan pernah melupakan saat ini!”. Kotoko
terlihat sangat nyaman bersama Naoki, mereka akhirnya tiba dirumah.
Tak jauh
dibelakang mereka ada seseorang yang mengikuti, tenyata itu Reiko! Reiko kecewa
melihat Naoki dan Kotoko bersama.
Malam
harinya di kediaman keluarga Irie. Kotoko berjalan menuruni tangga. Ia membawa
beberapa tas berisi penuh. Dibawah, Naoki sedang duduk serius membaca buku.
Kotoko melihatnya dan terdiam beberapa saat lalu menghampiri Naoki.
“Irie-kun...
Maafkan aku sudah menyebabkan begitu banyak masalah.”
Naoki
masih diam tak acuh.
“Aku
menghargai pertaruhan kita dengan pergi dari rumah ini, sekarang. “
Naoki
masih saja diam.
“terima
kasih telah menjagaku selama ini... selamat tinggal.”
Merasa
tidak dihiraukan, Kotoko lalu berbalik hendak pergi. Tapi kemudian Naoki
memanggilnya.
“Oy...”,
Kotoko menengok. Naoki menghampiri Kotoko.
“sebagai
tanda kerja keras yang telah kau lakukan, aku akan berpura-pura tidak tahu.”
Kotoko
kaget mendengar ucapan Naoki, dia pikir itu hal bagus. Tapi tiba-tiba Naoki
mengatakan selamat tinggal. Kotoko kembali menunduk.
“Irie-kun...!”
seru Kotoko
“apa?”
“jika
aku berusaha lebih keras lagi, akankah kau menerimaku? Saat ini kau
meremehkanku dan membenciku. Jika aku berusaha lebih keras lagi, mungkin kau
akan memandangku dalam pandangan berbeda. Aku berharap untuk tetap tinggal
hingga saat nanti. Aku ingin berusaha keras disini!” kata Kotoko menjelaskan
dan memohon pada Naoki.
Naoki
memandang Kotoko serius, “apa yang kau katakan?”
Kotoko
menyela omongan Naoki, “kumohon, biarkan aku kali ini saja!”
“kau...”
“aku
berjanji! Aku akan memegang janji ini mulai hari ini dan seterusnya.
Kumohon...” Kotoko memohon.
Naoki
terlihat berpikir dan memandang Kotoko. tanpa memberikan jawaban pada Kotoko,
Naoki berlalu pergi.
Kotoko
berkata dalam hatinya, “dia tidak
menyuruhku untuk pergi... itu artinya aku bisa tetap tinggal!” Kotoko
meneteskan air mata. “terima kasih,
Irie-kun!”
Naoki
masuk kedalam kamarnya, ia menutup pintu dan menghela nafas. Naoki melihat
Yuuki tertidur di meja belajarnya, di depannya terdapat sebuah gambar milik
Yuuki dan catatan dibawahnya.
“hari ini adalah pertama kalinya aku
terpukul oleh hati nuraniku. Semuanya karena kesalahan Kotoko. dia
benar-benar malang. Tapi kenapa Onii-chan (Naoki) ...”
Naoki
menutup buku Yuuki dan mengelus kepalanya. Ia kemudian menggendong Yuuki ke
tempat tidur. Siku tangannya mulai terasa sakit, Naoki meringis kesakitan
memegangi tangannya.
Esok
harinya disekolah. Kotoko berjalan sanbil tersenyum bersemangat. Tapi tiba-tiba
seseorang menariknya dan tamparan mendarat dipipinya, Itu Reiko Matsumoto! Kotoko
terkejut!
“Ini
semua salahmu! Naoki tidak bisa ikut berpartisipasi dalam kompetisi terakhir
karenamu!!”
Naoki
berjalan sendiri, ia menyandang tangan kirinya yang di perban.
“itulah
mengapa itu seperti yang aku katakan tadi, tanpa Irie-kun, team bola basket
tidak akan pernah bisa masuk ke babak final! Jadi bagaimana menurutmu apa yang
harus aku lakukan? Ini semua karena kesalahan Aihara. Ini semua disebabkan oleh
Aihara dari kelas F!“ Wali kelas A memarahi Wali kelas F di ruang guru, ia juga
bersama Kepala Sekolah yang hanya mendengarkan tanpa bisa membalas.
“apa
yang harus kulakukan.... aku adalah orang yang menyebabkan Irie-kun ....”
Kotoko diam terpaku, tidak tahu apa yang harus dia lakukan.
lanjut di episode 3!
By : Widia
0 comments:
Post a Comment